jenis-jenis osilator lc, osilator armstrong, osilator colpitts, osilator hartley, osilator clapp
OSILATOR
LC
Tugas
Elektronika Komunikasi II
Rangkaian Dasar Osilator Armstrong |
1.
Osilator Amstrong
Osilator
Amstrong seperti diperlihatkan pada gambar 1.1 dibawah ini merupakan hasil
penerapan osilator LC. Rangkaian dasar dibuat dengan memberikan panjar
maju pada sambungan emitor-basis dan panjar mundur pada kolektor. Pemberian
panjar dilakukan lewat resistor R3 . Resistor R1 dan 2 R berlaku
sebagai pembagi tegangan.
Gambar
1.1.Rangkaian Dasar Osilator Amstrong
Gambar
1.2. Kurva Karakteristik
Saat
awal transistor diberi daya, resistor 1 R dan 2 R membawa
transistor ke titik pengoperasian Q pada bagian tengah garis beban (lihat
gambar 17.7-b). Keluaran transistor (pada kolektor) secara ideal adalah 0 volt.
Saat terjadi hantaran arus awal pada saat dihidupkan, terjadi darau (noise)
yang akan terlihat pada kolektor. Namun biasanya berharga sangat kecil.
Misalnya kita mempunyai isyarat -1 mV yang nampak pada kolektor. Transformator T1
akan membalik tegangan ini dan menurunkannya dengan faktor 10 (nisbah
primer-sekunder 1:10). Isyarat sebesar +0,1 mV akan nampak pada C1 pada
rangkaian basis.
Perhatikan
bahwa transistor memiliki = 100. Dengan +0,1 mV berada pada basis, 1 Q akan
memberikan isyarat keluaran sebesar -10 mV pada kolektor. Perubahan polaritas
dari + ke – pada keluaran akibat adanya karakteristik dasar penguat
emitorbersama. Tegangan keluaran sekali lagi akan mengalami penurunan oleh
transformator dan diberikan pada basis 1 Q . Isyarat kolektor sebesar
-10 mV sekarang akan menyebabkan terjadinya tegangan sebesar + 1 mV pada basis.
Melalui penguatan transistor, tegangan kolektor akan segera menjadi -100 mV.
Proses ini akan berlangsung, menghasilkan tegangan kolektor sebesar -1 V dan
akhirnya -10 V. Pada titik ini, transistor akan membawa garis beban sampai
mencapai kejenuhan (perhatikan daeran ini pada garis beban). Sampai pada titik
ini tegangan kolektor tidak akan berubah.
Dengan
tanpa adanya perubahan pada C V pada kumparan primer 1 T ,
tegangan pada kumparan sekunder secepatnya akan menjadi nol. Tegangan basis
secapatnya akan kembali pada titik Q. Penurunan tegangan basis ke arah
negatif ini (dari jenuh ke titik Q) membawa C V ke arah positif.
Melalui transformator, ini akan nampak sebagai tegangan ke arah positif pada
basis. Proses ini akan berlangsung melewati titik Q sampai berhenti pada
saat titik cutoff dicapai. Transformator selanjutnya akan berhenti
memberikan masukan tegangan ke basis. Transistor segera akan berbalik arah. 1 R
dan 2 R menyebabkan tegangan basis naik lagi ke titik Q.
Proses ini akan terus berulang: 1 Q akan sampai di titik jenuh – kembali
ke titik Q – ke cutoff - kembali ke titik Q. Dengan
demikian tegangan AC akan terjadi pada kumparan sekunder dari transformator.
Frekuensi
osilator Armstrong ditentukan oleh nilai 1 C dan S (nilai
induktasi diri kumparan sekunder) dengan mengikuti persamaan frekuensi
resonansi untuk LC. Perhatikan 1 C dan S membentuk
rangkaian tangki dengan mengikutkan sambungan emitor-basis dari 1 Q dan
1 R .
Keluaran
dari osilator Armstrong seperti pada gambar di atas dapat diubah dengan mengatur
harga 3 R . Penguatan akan mencapai harga tertinggi dengan memasang 3 R
pada harga optimum. Namun pemasangan 3 R yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan terjadinya distorsi, misalnya keluaran akan berupa gelombang
kotak karena isyarat keluaran terpotong.
2.
Osilator Colpitts
Osilator
Colpitts sangat mirip dengan osilator Shunt-fed Hartley. Perbedaan yang
pokok adalah pada bagian rangkaian tangkinya. Pada osilator Colpitts, digunakan
dua kapasitor sebagai pengganti kumparan yang terbagi. Balikan dikembangkan
dengan menggunakan “medan elektrostatik” melalui jaringan pembagi kapasitor.
Frekuensi ditentukan oleh dua kapasitor terhubung seri dan induktor.
Gambar
2.1. Osilator Colpitts
Gambar
2.1 memperlihatkan rangkaian osilator Colpitts. Tegangan panjar untuk basis
diberikan oleh 1 R dan 2 R sedangkan untuk emiitor diberikan oleh
4 R . Kolektor diberi panjar mundur dengan menghubungkan ke bagian
positif dari CC V melalui 3 R . Resistor ini juga berfungsi
sebagai beban kolektor. Transistordihubungkan dengan konfigurasi
emitor-bersama.
Ketika
daya DC diberikan pada rangkaian, arus mengalir dari bagian negatif CC V melalui
4 R , 1 Q dan 3 R . Arus C I yang mengalir melalui
3 R menyebabkan penurunan tegangan C V dengan harga
positif. Tegangan yang berubah ke arah negatif ini dikenakan ke bagian
atas 1 C melalui 3 C . Bagian bawah 2 C bermuatan positif
dan tertambahkan ke tegangan basis dan menaikkan harga B I .
Transistor 1 Q akan semakin berkonduksi sampai pada titik jenuh.
Saat
1 Q sampai pada titik jenuh maka tidak ada lagi kenaikan C I dan
perubahan C V juga akan terhenti. Tidak terdapat balikan ke bagian atas
2 C . 1 C dan 2 C akan dilucuti lewat 1 L dan
selanjutnya medan magnet di sekitarnya akan menghilang. Arus pengosongan tetap
berlangsung untuk sesaat. Keping 2 C bagian bawah menjadi bermuatan
negatif dan keping 1 C bagian atas bermuatan positif. Ini akan
mengurangi tegangan maju 1 Q dan C I akan menurun. Harga C V akan
mulai naik. Kenaikan ini akan diupankan kembali ke bagian atas keping 1 C melalui
3 C . 1 C akan bermuatan lebih positif dan bagian bawah 2 C menjadi
lebih negatif. Proses ini terus berlanjut sampai 1 Q sampai pada titik cutoff.
Saat
1 Q sampai pada titik cutoff, tidak ada arus C I . Tidak
ada tegangan balikan ke 1 C . Gabungan muatan yang terkumpul pada 1 C
dan 2 C dilucuti melalui 1 L . Arus pelucutan mengalir dari
bagian bawah 2 C ke bagian atas 1 C . Muatan negatif pada 2 C
secepatnya akan habis dan medan magnet di sekitar 1 L akan menghilang.
Arus yang mengalir masih terus berlanjut. Keping 2 C bagian bawah
menjadi bermuatan positif dan keping 1 C bagian atas bermuatan negatif.
Tegangan positif pada 2 C menarik 1 Q dari daerah daerah cutoff
. Selanjutnya C I akan mulai mengalir lagi dan proses dimulai lagi
dari titik ini. Energi balikan ditambahkan ke rangkaian tangki sesaat pada
setiap adanya perubahan.
Besarnya
balikan pada rangkaian osilator Colpitts ditentukan oleh “nisbah kapasitansi” 1
C dan 2 C . Harga 1 C pada rangkaian ini jauh lebih kecil
dibandingkan dengan C2 atau C1 C2 X X .
Tegangan pada 1 C lebih besar dibandingkan pada 2 C . Dengan
membuat 2 C lebih kecil akan diperoleh tegangan balikan yang lebih
besar. Namun dengan menaikkan balikan terlalu tinggi akan mengakibatkan
terjadinya distorsi. Biasanya sekitar 10-50% tegangan kolektor dikembalikan ke
rangkaian tangki sebagai balikan.
3.
Osilator Hartley
Osilator
Hartley seperti pada gambar 3.1 banyak digunakan pada rangkaian penerima radio
AM dan FM. Frekuensi resonansi ditentukan oleh harga 1 T dan 1 C .
Kapasitor 2 C berfungsi sebagai penggandeng AC ke basis 1 Q .
Tegangan panjar 1 Q diberikan oleh resistor 2 R dan 1 R .
Kapasitor 4 C sebagai penggandeng variasi tegangan kolektor dengan
bagian bawah 1 T . Kumparan penarik RF ( 1 L ) menahan AC
agar tidak ke pencatu daya. 1 L juga berfungsi sebagai beban rangkaian.
1 Q adalah dari tipe n-p-n dengan konfigurasi emitor bersama.
Gambar
3.1. Rangkaian Osilator Hartley
Saat
daya DC diberikan pada rangkaian, arus mengalir dari bagian negatif dari sumber
lewat 1 R ke emitor. Kolektor dan basis keduanya dihubungkan ke bagian
positif dari CC V . Ini akan memberikan panjar maju pada emitor-basis
dan panjar mundur pada kolektor. Pada awalnya E I , B I dan C
I mengalir lewat 1 Q . Dengan C I mengalir lewat 1 L ,
tegangan kolektor mengalami penurunan. Tegangan ke arah negatif ini diberikan
pada bagian bawah 1 T oleh kapasitor 4 C . Ini mengakibatkan arus
mengalir pada kumparan bawah. Elektromagnet akan membesar di sekitar kumparan.
Ini akan memotong kumparan bagian atas dan memberikan tegangan positif mengisi
kapasitor 1 C . Tegangan ini juga diberikan pada 1 Q melalui 2 C
. 1 Q akhirnya sampai pada titik jenuh dan mengakibatkan tidak
terjadinya perubahan pada C V . Medan di bagian bawah 1 T akan
dengan cepat habis dan mengakibatkan terjadinya perubahan polaritas tegangan
pada bagian atas. Keping 1 C bagian atas sekarang menjadi negatif
sedangkan bagian bawah menjadi positif.
Muatan
1 C yang telah terakumulasi akan mulai dilucuti melalui 1 T melalui
proses rangkaian tangki. Tegangan negatif pada bagian atas 1 C menyebabkan
1 Q berubah ke negatif menuju cutoff. Selanjutnya ini akan
mengakibatkan C V membesar dengan cepat. Tegangan ke arah positif
kemudian ditransfer ke bagian bawah 1 T oleh 4 C , memberikan
balikan. Tegangan ini akan tertambahkan pada tegangan 1 C . Perubahan
pada C V beragsur-angsur berhenti, dan tidak ada tegangan yang
dibalikkan melalui 4 C . 1 C telah sepenuhnya terlucuti. Medan
magnet di bagian bawah 1 L kemudian menghilang. 1 C kemudian
termuati lagi, dengan bagian bawah berpolaritas positif dan bagian atas
negatif. 1 Q kemudian berkonduksi lagi. Proses ini akan berulang terus.
Rangkaian tangki menghasilkan gelombang kontinu dimana hilangnya isi tangki
dipenuhi lagi melalui balikan.
Sifat
khusus osilator Hartley adalah adanya tapped coil. Sejumlah variasi
rangkaian dimungkinkan. Kumparan mungkin dapat dipasang seri dengan kolektor.
Variasi ini biasa disebut sebagai osilator Series-fed Hartley. Rangkaian
seperti pada gambar 3.1 termasuk osilator Shunt-fed Hartley.
4. Osilator Clapp
Gambar
4.1 Rangkaian
Osilator Clapp
Osilator Clapp
adalah versi modifikasi osilator Colpitt dengan kemantapan frekuensi lebih
baik. Frekuensi ditentukan oleh deret kondensator Co dan induktor Lo dan bukan
oleh kondensator jajar C1 dan C2 seperti dalam rangkaian
osilator Colpitt standar. Untuk osilator Clapp :
dan
umpan balik positif diadakan oleh C1 dan C2. Kondensator-kondensator
ini harus jauh lebih tinggi harganya daripada Co.
0 comments:
Post a Comment