macam-macam osilator harmonik, osilator armstrong, osilator clapp, osilator collpit, osilator kristal atau pierce, osilator hartley, osilator geseran-fasa, osilator jembatan wien, osilator-t, osilator relaksasi,
JENIS-JENIS RANGKAIAN OSILATOR
jenis jenis rangkaian osilator harmonik armstrong |
MACAM – MACAM OSILATOR HARMONIK :
1.
OSILATOR ARMSTRONG
Gambar 4 Rangkaian
Osilator Armstrong
Umpan balik untuk osilator tidak perlu
datang dari sambungan listrik . Dalam rangkaian yang ditunjukkan di atas,
umpan balik yang berasal dari gandengan magnet antara kumparan di dalam tangki
rangkaian dan sebuah pengingat kumparan, T.
Frekuensi osilasi masih
dikendalikan terutama oleh rangkaian tangki, sehingga ω = 2πf = 1 / . Namun, dalam rangkaian ini terdapat
beberapa faktor yang membuat persamaan ini hanya perkiraan. Tentu saja, kita memiliki kapasitansi sesaat dalam transistor dan
induktansi kecil dari komponen terdahulu. Tapi kali ini kami juga memiliki pengingat bahwa koil, yang bertindak
sebagai beban L karena induktansi. Semua faktor ini menarik frekuensi dari
sedikit.
C dapat
dibuat variabel untuk mengatur baik frekuensi ke nilai tertentu, atau untuk
membuat rentang variabel.
2.
OSILATOR CLAPP
Gambar 5 Rangkaian
Osilator Clapp
Osilator
Clapp adalah versi modifikasi osilator Colpitt dengan kemantapan frekuensi
lebih baik. Frekuensi ditentukan oleh deret kondensator Co dan induktor Lo
dan bukan oleh kondensator jajar C1 dan C2 seperti
dalam rangkaian osilator Colpitt standar. Untuk osilator Clapp :
dan
umpan balik positif diadakan oleh C1
dan C2. Kondensator-kondensator
ini harus jauh lebih tinggi
harganya daripada Co.
3.
OSILATOR COLLPIT
Gambar 6 Rangkaian dasar
osilator Collpit
Osilator Colpitt adalah salah satu
topologi osilator
yang efektif digunakan untuk pembangkit gelombang sinus pada
rentang frekuensi
antara 10 kHz hingga 10 MHz. Osilator ini menggunakan rangkaian tertala LC dan umpanbalik positif melalui
suatu pembagi tegangan kapasitif dari rangkaian tertala. Umpanbalik ini bisa
ditopankan deret maupun jajar.
FREKUENSI OSILASI
Frekuensi
osilasi ditentukan oleh rumus
dan penguatan transistor yang
dibutuhkan oleh osilator untuk memelihara osilasi
adalah
KALANG UMPAN BALIK
Setiap kombinasi kondensator dapat dipakai untuk menala rangkaian resonansi. Tetapi susunan yang biasa adalah C2
dibuat jauh lebih besar daripada C1. Dalam hal ini, C1,
kondensator yang lebih rendah harganya menentukan frekuensi, sedangkan C2
yang lebih rendah reaktansinya menentukan umpanbalik. Jika C1
dibuat jauh lebih besar daripada C2, rangkaian masih akan berosilasi dengan umpanbalik dari C1. Namun amplitudo
keluaran rendah karena kalang resonansi memiliki faktor-Q rendah, disebabkan C2 terkena
efek jajaran impedansi
masukan transistor(hib) yang relatif rendah. Stabilitas
rangkaian osilator Colpitt adalah cukup baik, tetapi rangkaian terumpani deret
yang menggunakan tunggal-basis memberikan kualitas terbaik.
VARIASI
Untuk mendapatkan
stabilitas frekuensi yang lebih baik, osilator Colpitt dapat diubah menjadi
osilator Clapp dengan menambahkan kondensator harga kecil dalam deret dengan induktor.
4.
OSILATOR PIERCE ATAU KRISTAL
C1:
100 pF keramik disc
atau perak mika
C2: 680 pF
keramik disc atau perak mika
C3: uf ,01 keramik disc
C4: keramik ,001 disc UF
Q1: 2N3904
R1: 220 K
R2: 1 K
C3: uf ,01 keramik disc
C4: keramik ,001 disc UF
Q1: 2N3904
R1: 220 K
R2: 1 K
Gambar 7 Macam-macam
rangkaian osilator Kristal
Osilator
kristal adalah osilator
yang menggunakan kristal
sebagai kalang penentu frekuensi osilator frekuensi tetap jika dibutuhkan
stabilitas yang tinggi. Bahan
dari kristal tertentu memperlihatkan efek piezoelektrik apabila dikenai tegangan listrik. Jika osilator
kristal ditahan pada suhu
terkendali, maka stabilitas sebesar 1 ppm dapat dicapai.
Sebuah
kristal dibuat dari bahan tertentu, yaitu diantaranya adalah, rochellesalt, quartz, tourmaline. Karena
berkembangnya teknologi bahan, maka belakangan telah dibuat bahan sintetisnya
seperti ADP (ammonium dihydrogen phospate),
atau EDT (ethylene diamine tartrate).
Sebagai
komponen rangkaian osilator, bahan kristal mengalami proses yang disebut dengan
piezoelectric effect, yaitu, bila
pada terminalnya diberikan tegangan listrik (energi listrik), maka akan
dihasilkan tegangan mekanis dalam kristal. Tegangan mekanis ini kemudian
menghasilkan satu medan elektrostatis (energi listrik), yang selanjutnya dari
energi itu menghasilkan tenaga mekanik lagi, dst. Proses ini mirip dengan
osilasi yang terjadi pada satu tank-circuit yang diuraikan di depan. Hanya
perbedaannya, pada piezoelectric effect,
terjadi siklus perubahan energi, yaitu dari energi mekanik ke energi listrik.
Rangkaian
pengganti satu kristal, serta karakteristik impedansinya ditunjukkan pada
Gambar 8. Pada grafik karakteristiknya, nampak adanya dua frekuensi resonansi,
yaitu frekuensi resonansi seri (ωs)
dan frekuensi paralel (ωp),
yang saling berdekatan. Perbedaan kedua nilai frekuensi resonansi tersebut <
1 % dari frekuensi resonansi seri. Dan oleh karena nilai kapasitansi C sangat
kecil dibandingkan dengan nilai kapasitansi C’, maka praktis kedua nilai
frekuensi tersebut mendekati sama atau ωs
≈ ωp.
Pada Gambar
8(a) nampak terdapat nilai-nilai L, R, C, dan C’, yang masing-masing mewakili,
masa bahan kristal, sifat hambatan listrik kristal, sifat elastis kristal, dan
nilai kapasitansi antara kedua elektroda (terminal) kristal.
Gambar 8 Rangkaian pengganti kristal
piezoelectric
(a) rangkaian pengganti (b) karakteristik
Dengan
sifat piezoelectric effect tersebut
maka penempatannya dalam satu rangkaian osilator akan mempengaruhi nilai
frekuensi yang dihasilkan rangkaian. Penempatan kristal dapat secara seri pada
jalur umpan balik rangkaian, atau merupakan komponen tank circuit. Penempatan
secara seri seperti ditunjukkan rangkaiannya pada Gambar 9, akan memberikan
frekuensi osilasi di luar frekuensi resonansinya.
\
Gambar 9 Rangkaian osilator kristal seri
Kristal
yang menghasilkan osilasi dengan frekuensi di luar frekuensi serinya dikatakan
sebagai overtone. Kapasitor C3 dan C4 di set untuk
memberikan sinyal umpan-balik dari kolektor ke emitter. Kristal ditempatkan di
jalur umpan-balik yang bekerja pada mode seri. Induktor L1 adalah
bagian rangkaian yang ditune untuk mendapatkan frekuensi overtune. L1
akan beresonansi bersama-sama C3, C4, dan C5
yang membentuk satu tank circuit. Pengaturan pertama dilakukan pada induktor L1
sedemikian sehingga osilator mulai berosilasi, kemudian baru kapasitor C2
diatur untuk mendapatkan frekuensi yang tepat.
Disamping
kristal tersebut bekerja dengan mode seri seperti diatas, kristal juga dapat
dikerjakan dalam mode paralel-nya. Rangkaian ang bekerja dalam mode paralel
ditunjukkan pada Gambar 10, yaitu yang sebetulnya adalah rangkaian osilator
Colpitts yang diganti komponen induktor tank-circuitnya. Dalam hal ini,
kapasitor C1 dan C2 tidak lagi menentukan besar frekuensi
osilasinya, namun hanya menentukan besar nilai sinyal yang diumpan-balikkan,
yaitu ratio keduanya seperti dijelaskan di depan. Frekuensi osilasi ditentukan
oleh nilai frekuensi mode paralel kristal yang biasanya tertulis pada fisik
kristal tersebut.
Gambar 10 Rangkaian osilator kristal mode paralel
FREKUENSI
RESONANSI
Rangkaian
ekuivalen kristal menunjukkan ada dua kemungkinan keadaan resonansi, yaitu:
Resonansi
deret
Resonansi jajar
Namun karena , kedua frekuensi saling berdekatan sekali.
5.
OSILATOR HARTLEY
Gambar
10 Rangkaian osilator Hartley
Mempunyai
rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Pada rangkaian dc-nya,
dimana titik kerja ditempatkan di tengah-tengah kurva karakteristiknya, atau
penguat bekerja sebagai penguat kelas A. Selanjutnya, nilai-nilai induktansi
dan kapasitansi tank-circuit ditentukan
sesuai dengan frekuensi osilasi yang dikehendaki. Biasanya
nilai kapasitansi dulu yang dipilih bebas sesuai dengan nilai yang tersedia di
pasaran.
Gambar
11 Rangkaian osilator Hartley
Frekuensi osilasi osilator Hartley
ini ditentukan oleh rumus berikut ini :
Dimana, Lt = induktansi
tank-circuit = L1 + L2, henry
C = kapasitansi tanck-circuit, farad
Kapasitansi
C1 dan C2 berfungsi sebagai jalan bebas bagi komponen ac
(RF) disamping mencegah hubungan dc. Begitu juga kapasitor CE
berfungsi sebagai jalan bebas komponen ac dengan mem-bypass resistor RE. Sementara resistor RB dan
RE digunakan untuk memberikan prategangan pada rangkaian, yaitu agar
bekerja pada kelas A. RFC (radio
frequency choke) digunakan untuk mencegah sinyal RF masuk ke baterai.
6.
OSILATOR GESERAN-FASA (PHASE-SHIFT OSCILLATOR)
Gambar
12 Rangkaian osilator geseran fasa
Osilator
geseran-fasa adalah sebuah osilator
gelombang sinus
sederhana. Osilator ini memiliki sebuah penguat
pembalik, dan sebuah tapis umpanbalik yang menggeser 180° fasa dari frekuensi
osilasi. Filter elektronik harus didesain sedemikian rupa sehingga isyarat
diatas dan dibawah frekuensi osilasi yang diinginkan digeser kurang ataupun
lebih dari 180°. Ini menghasilkan superposisi membangun bagi
isyarat pada frekuensi osilasi dan superposisi merusak pada frekuensi lainnya. Jalan paling umum untuk mendapatkan tapis
jenis ini adalah dengan menyambungkan deret tiga tapis resistor-kondensator, yang memberikan geseran fasa sebesar
270°. Pada frekuensi
osilasi, setiap tapis memproduksi geseran fasa sebesar 60° sehingga keseluruhan
tapis forsoduksi geseran fasa 180°.
IMPLEMENTASI PENGUAT OPERASI
Salah satu implementasi
osilator geseran-fasa yang paling sederhana adalah dengan menggunakan penguat operasi, tiga kondensator dan empat resistor seperti pada diagram. Perhitungan
frekuensi osilasi untuk sirkuit ini ternyata sangat rumit karena setiap tingkat
R-C membebani tingkat sebelumnya. Perhitungan dapat disederhanakan dengan
menggunakan kondensator dan resistor dengan harga yang sama, kecuali untuk
resistor umpanbalik negatif. Pada diagram, jika R1
= R2 = R3 = R, dan C1 = C2 = C3
= C, maka:
dan persyaratan osilasi
adalah:
Tanpa
menjadikan semua resistor dan kondensator berharga sama, perhitungan menjadi
sangat rumit
Persyaratan
osilasi:
Versi lain dari sirkuit ini dapat dibuat dengan
menggunakan penyangga penguatan tunggal diantara setiap tingkat R-C sehingga
menghindari pembebanan dan mempermudah perhitungan.
7.
OSILATOR JEMBATAN WIEN
Osilator
Jembatan Wien mempunyai karakteristik sebagai berikut :
·
Pada
frekuensi osilasi tegangan output vo dan input V+ sefasa pada 0 derajat
·
Sinyal
akan berbentuk segi empat dan frekuensi akan turun apabila penguatan terlalu
besar
·
Perbandingan
nilai kapasitor dan resistor menentukan tingkat kestabilan frekuensi
Gambar
13 Rangkaian osilator Jembatan Wien
8.
OSILATOR T
Rangkaian
ini menghasilkan distorsi gelombang sinus,yang sangat rendah meskipun perangkat
non-linear yang digunakan untuk membatasi amplitudo (D1 dan D2). Alasannya adalah pertama bahwa
distorsi (harmonik) adalah minus diumpankan ke masukan dari opamp dengan jauh
lebih sedikit kerugian daripada positifnya masukan, dimana sangat melemahkan
mereka. Kedua, osilator ini
membawa keseimbangan antara umpan balik positif dan negatif. Ini berarti bahwa hanya sejumlah kecil
non-linearitas yang diperlukan untuk menstabilkan amplitudo. Untuk meminimalkan distorsi, R5 harus
nilai tinggi. Meskipun sedikit lebih kompleks
daripada osilator jembatan Wien, amplitudo dari jenis osilator ini
bermacam-macam.
1 comments:
oke mihn
alat pemisah lcd
Post a Comment